Jumat, 16 Januari 2009

Puisi Ria Octaviansari

Angin

ruang menyisakan gema
tubuhku luruh di reruntuhan
tembok-tembok mimpi
melecut otak kiri

2008


Di Taman ini Aku Menunggumu

aku menunggumu di taman ini
di antara suara burung-burung yang
terluka, karena di sanalah kau pasti
akan kembali, kembali melihat
pepohonan yang meliuk-liuk
diterpa angin.
aku akan menunggumu di taman ini,
karena di kotamu, mimpi-mimpi mengapung
dan berjejalan di udara
hingga aku tak bias menghirup kejernihannya
dan aku tetap akan menunggumu
hingga kemarau membunuh pohon,
meretakkan tanah gersang,
daging-dagingku lesap kedalam angina
dan waktu menari-nari di tulangku
hingga menumbuhkan jamur
di antara bau bangkai yang beterbangan
menuju hidungmu: memberitahumu
aku menunggu.

2008


Mimpi Bertemu Malaikat

di punggungnya, kulihat sayap
tapi hanya satu
dan wajahnya cemerlang
dari jauh kucium
aroma yang menguar dari tubuhnya
tiba-tiba dia menghampiriku
memberiku setangkai mawar
bantu aku
aku kehilangan sayap

2008


Pulang

dada penuh rindu,
ingin bertemu ibu
juga dipeluk ayah
yang payah

2008



Ruang

dulu, kita di antara tumpukan buku-buku
mencari satu demi satu halaman yang hilang
membacai judul yang lelah di tumpukan itu.
kini, di pojok beranda rumahku aku-kau mengarca.
bersanding dengan iklan lowongan kerja
di setiap surat kabar kota.
tiba-tiba kau berubah menjadi bayangan
di halaman surat kabar itu
dan aku tetap mengarca.

2008


Hujan

luruh satu per satu
menembus tanah
baunya menguar
menuju hidungku
mengingatkan aku
pada pertemuan kita
di senja yang kelabu
dan syahdu
dari jendela kulihat
halamanku tergenang air
kecipak kaki-kaki kecil
memecah kristal lempung basah
mari bermain bersamaku
selagi hujan mengguyur kota

2008


2 komentar:

  1. ditunggu puisi-puisi berikutnya....
    sekalian yang bisa bikin tambah semangat dala menjalani hidup, walaupun semua serba susah...

    BalasHapus
  2. hey kamu ada hubungan apa dengan Dina Octaviani yang juga lahir di Tanjung Karang??
    eh maap yak puisi kamu saya alihbahasakan, juga dengan puisi Neng Mel. abisnya tentang hujan sedang menyenangkan agaknya..
    eh itu ada juga saya muisi akibat itu hujan, malah jadinya bilingual.
    benar, saya sangat suka itu DIna Octaviani, yang bilingual juga..

    http://worldofputri.wordpress.com/2009/12/06/my-life-to-a-song-and-a-rain/

    BalasHapus